beberapa sms yang saya terima selama sehari sebelum-hari h-dan
sesudah berikut pertemuan (dalam rangka perayaan kemerdekaan) semi2
formal yg saya ikuti menyiratkan isi yang senada : sinisme,
ketidakpercayadirian, penderitaan, misery...
sudah lama saya nggak liat tv atau baca koran, tapi saya yakin apa yg
mereka tampilkan juga nggak jauh2 beda,
sebagai bagian kecil dari anak bangsa, mungkin terdengar naif..jika
kemudian saya bertanya2, kenapa sih..mereka (baca : pejabat, yg punya
media berikut wartawannya, dkk) nggak mencoba menyuguhkan sesuatu
mengenai bangsa ini yang menyegarkan dan mampu membuat masyarakat
kita menatap ke depan tidak dengan kepala menunduk tapi tegak..
sudah cukup-lah masyarakat kita dijejali dengan kenyataan2 pahit thus
dihadapkan pada fakta bahwa republik ini penuh sesak oleh preman2,
seperti halnya cerita sopir taxi yg selalu mengeluh ketika saya ajak
ngobrol mengenai biaya sekolah yang makin nggak kejangkau, sembako
mahal, kekeringan, kebanjiran, kebakaran, manusia jakarta yg makin
nggak manusiawi...bla..bla..bla..
all..dirgahayu republik-ku,
meski usia mulai senja
tapi semangat utk segera bangkit dari segala keterpurukan
moga tetep terjaga..
Read more!