Banyak Orang Ingin Berbuat Baik, Tapi Tidak Mendapat Tempat
Waktu menunjukkan pukul 00.30 Jakarta Time. Saya sedang bersama ratusan jamaah Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) menjalani ibadah berjamaah untuk mengakhiri 2012 dengan cara yang lebih religi. Waktu itu, panitia menyerukan kepada jamaah untuk beristirahat sebelum dilanjutkan dengan sholat malam jam 1 nanti.
Dua ibu, berdiri ditengah jamaah yang sedang istirahat sedang mencoba mendapatkan tempat duduk. Ya, peminat itikaf MASK dari tahun ke tahun makin membludak. Jujur saya juga sudah mulai merasakan ketidaknyamanan beribadah di sana karena sudah tidak leluasa lagi bergerak.
Saya waktu itu sedang membaca Al-Quran. Lamat-lamat saya menangkap dialog antar dua ibu tadi "Aduh, mau ibadah saja kok sulit ya?". Saya coba merespon "Duduk disini aja bu, sementara" sambil menunjuk space sisi kiri saya yang dipakai untuk lalu lalang jamaah. Sekonyong-konyong, nenek-nenek di belakang saya nyeletuk "Itu tempat saya, tapi gpp sementara aja, nanti kalo sudah mulai berdiri dan sholat kita bisa agak masuk ke dalam" saya segera menyahut "wah maaf bu, saya tidak lihat" hehe, malu saya gak tengok kanan-kiri.
Dua ibu itu segera saja duduk. Yang satu segera mengikuti saya, mengaji, sementara yang satu masih tercenung-menatap kosong.
Setelah mengaji beberapa surat favorit, segera saya lanjutkan dengan sholat malam karena nampaknya saya tidak mungkin melanjutkan hingga Shubuh. Suasana kurang kondusif dan kurang tenang. Jadi saya memilih untuk melanjutkan di rumah.
Dalam perjalanan pulang, dialog dua ibu tadi masih belum mau pergi dari kepala saya "mau ibadah saja kok sulit". Ya, saya lihat banyak orang ingin berbuat baik malam itu, tapi tidak mendapat tempat. Bagi ibu tadi, ibadah berjamaah malam di masjid adalah pilihan lebih baik dibanding yang biasa mereka lakukan sebelumnya. Sayangnya niat mereka tidak semulus yang dibayangkan.
Memang seringkali kita menjalani suatu aktivitas lupa dengan tujuan. Termasuk saya. Mengapa kita datang ke masjid? Untuk apa kita itikaf?
Saya datang di MASK jam 22.00, sengaja supaya tidak kelelahan dan dapat mengikuti seluruh kegiatan inti. Waktu itu sedang berlangsung ceramah seorang Habib (lupa namanya) yang membahas kualitas ibadah, utamanya sholat, saya sangat merasa tersindir dari sebagian besar ceramahnya.
Saya meski telat berhasil menyusup hingga ke bagian depan dalam masjid, meski duduk dengan berhimpitan di antara separoh jamaah yang tiduran.
Ya, sebagian besar jamaah tiduran, atau asik dengan ponselnya. Saya juga banyak melihat anak-anak kecil, balita juga harus tidur di pelataran dan selasar masjid yang dingin. Demi mencapai tujuan "baik"? Ah, egois sekali "tujuan" baik yang satu ini.
Berbuat baik dengan cara yang tidak baik atau memaksakan, juga akan berakibat tidak baik. Tapi saya kembalikan saja kepada yang maha menilai.
Dalam konteks pembangunan, saya juga yakin, banyak orang ingin terlibat aktif dan berbuat baik untuk Indonesia yang lebih baik tapi tidak mendapat ruang dan akses langsung.
Tapi jika kita menyadari esensi mencapai "tujuan" baik bisa dilakukan dengan banyak cara "baik" dan beragam, niscaya akan selalu ada ruang untuk kebaikan. Semangat untuk Indonesia yang lebih baik di 2013 :).
Read more!