Genderang Perang Untuk Malaysia ?
Meningkatnya ketegangan antar dua negara yang konon bersahabat baik ini tak lebih dari arogansi politik Malaysia yang jelas tahu bahwa Ambalat bukanlah wilayahnya, tetapi karena dalam pandangannya (ya..kita bisa pahami sebagai psikologi negara kaya baru), republik ini sudah jauh ketinggalan di belakangnya sangat terpuruk, lemah, pejabatnya korup, dan birokrasinya gampang disogok, miskin ekonomi (banyak utang), miskin moral, nalar, etika, maupun hukum.
Keadaan di dalam negeri yang tidak kondusif, ribut 'melulu' dengan persoalan2 yang seolah tiada akhir, Malaysia banyak diuntungkan sebut saja kasus sipadan-ligitan, pencurian ikan oleh nelayan mereka, ilegal logging, tki yang banyak nggak dibayar honornya, lepas begitu saja..
menara petronas menjulang, bangunan2 pencakar langit berdiri dengan gagahnya, jembatan, jalan tol, sampai kebun kelapa sawit mereka bisa tumbuh subur dan menghasilkan jutaan dollar, adalah dari keringat & kerja keras TKI kita..yang sama sekali tidak mereka hargai & dipandang sebelah mata..KETERLALUAN !!
Khusus untuk kasus illegal logging, kayu-kayu yang mereka dapat dari menggunduli hutan kita di Kalimantan maupun Papua dibawa ke Malaysia, distempel oleh Pemerintah Malaysia lalu diekspor. Dengan kayu gelap dari Indonesia, Malaysia kini menjadi negara eksportir kayu ketiga terbesar dunia. Bayangkan! Padahal negeri itu tidak punya hutan produksi. Tragis sekali, tetangga menjadi makmur karena kita tidak mampu menjaga apa yang menjadi milik kita..lagi-lagi KETERLALUAN!!
***
RI sejak dikeluarkannya peta yang dibuat Malaysia secara unilateral pada 1979 dengan segala itikad baik senantiasa menawarkan perundingan, tetapi sampai dengan memanasnya kasus ambalat belum ada respon positif dari Malaysia. Sebaliknya, Malaysia lebih dulu mengirimkan kapal perangnya berpatroli di kawasan itu, memprovokasi tentara dan masyarakat kita dengan manuver2nya, menembak kapal nelayan kita, menyiksa pegawai yang mbangun mercusuar di karang unarang, dan entah apa lagi..apa kira2 maksud mereka kalo nggak dibilang sebagai "diplomasi kapal perang".
Kalo kemudian masyarakat Malaysia menanggapi dingin persoalan ini dan heran kenapa kita (kata mereka) heboh banget kemudian mengatai kita GILA karena membakar bendera mereka, tentu saja wong yang mau mereka ambil wilayah kita yang jelas2 bukan hak mereka..rrrrgh. Mereka mah nothing to lose..dapet sukur nggak dapet ngotot, hehe..betul2 bikin gemes
<< Home