
Read more!
Jellyjuice Column
"A slice of thought with Indonesia topping and jellyjuice sauce, spicy yet releasing!"
Umihanik a.k.a Jellyjuice
Chat Corner
Paper Collections
Also available at : Virtual Mate
Previous Post Credit
My Engine : Blogger
|
Wednesday, August 17, 2011
![]() | Happiness | Content | Love | Selasa pagi - 16 Agustus 2011 - bersama rekan di kantor ikut menyimak video streaming dari ujung pidato kenegaraan presiden, lalu coba baca detailnya di Kompas. Dalam pidato presiden salah satunya disinggung tentang rencana kenaikan tunjangan guru hingga 65%, kenaikan gaji sebesar 10% untuk PNS, TNI, dan Polri. Juga berbagai indikator makro yang menyatakan kita berbahagia dan baik-baik saja. Saya tentu (konsisten dengan coretan saya sebelumnya) tidak sepenuhnya percaya dengan klaim politik atau kepentingan, bahwa jika makronya baik-baik saja maka demikian pula kondisi mikronya. Empat juta PNS yang dinaikkan gajinya juga mungkin tak sepenuhnya girang karena angkanya nggak signifikan, mendekati angka inflasi, atau bisa saja tahun depan inflasi sudah menyentuh angka dua digit. Jadi maksud kenaikan ini saya artikan sebagai kompensasi tingginya inflasi sekaligus supaya PNS nggak banyak tekor. Empat juta juga belum cukup representatif bagi 200juta penduduk lainnya. Apakah 200juta lainnya tidak lebih susah dari 4juta PNS tersebut ataukah sebaliknya? Dikatakan pula angka pengangguran terbuka hanya menjadi sekitar 8 juta orang saja, lucunya salah satu pembaca Kompas ada yang heran kok angkanya lebih kecil dibanding Jerman? Model perhitungan penduduk bekerjanya juga aneh, over estimate dan sarat kepentingan. Dan bukan saya saja yang mempertanyakan hal ini, tapi banyak, dan selalu..anjing menggonggong kafilah berlalu ☺. Okelah, ini pahitnya. Lalu apa sisi positifnya? Ada harapan baru yang ditawarkan dan ditulis dalam MP3EI atau Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025 yang diluncurkan Mei lalu dan disinggung-singgung kembali dalam pidato kemarin. Pucuk dicinta ulam tiba, malamnya sesampai di rumah buku MP3EI sudah ada di meja. Menarik, buku ini mencoba menjadi breakthrough atas berbagai keterbatasan. Buku ini juga mencoba memetakan berbagai proyek infrastruktur yang tengah dan akan berlangsung di seluruh koridor. Bagi yang kesehariannya bergelut di area pembangunan, dokumen-dokumen seperti ini tentu bukan hal yang asing. Keberadaan dokumen ini tak beda jauh dengan RPJP atau RPJM ketika pertama kalinya diluncurkan. Meski sempat muncul pertanyaan gimana hubungannya dengan dua dokumen itu, juga rencana strategis dan operasional lainnya milik kementerian/lembaga juga daerah tapi lagi-lagi hal baru tetap membawa arti. Semangat baru dari yang sudah-sudah. Sepertinya kita tahu apa yang akan kita tuju dan capai dalam sekian tahun ke depan. Selorohan kalo kita kaya strategi tapi miskin implementasi musti ditepis. Ya, memang butuh lebih dari sekedar strategi untuk menjadikan Indonesia merdeka dari segala keterpurukan. Strategi tanpa kecintaan dari pekerjanya menjadikan Indonesia tidak berbahagia, hampa, kering cinta dan membuatnya kian terpuruk. Karenanya kita yang masih peduli dan (utamanya) mempunyai kesempatan untuk dekat dengan area pembangunan ayo bareng-bareng kita berikan kebahagian, isi-penuhi, dan cintai Indonesia melalui pemikiran, tulisan, kerja keras, dan bukan sekedar rutinitas tanpa makna. Dari sini saya yakin strategi akan menjadi setara dengan implementasi. Dirgahayu Indonesia, moga makin berbahagia dan makin dicintai. Merdeka!
Read more! |