Mahasiswa vs Polisi : Tragedi UMI Makassar
seperti yang didiskripsikan dalam editorial koran tempo pagi ini,
thus tayangan di layar televisi yang nampak gamblang : polisi dengan
senjata terhunus, senapan terkokang, meruyak menyerbu kampus,
mendobrak ruang kuliah, laboratorium, ruang dekan, lalu menyeret,
menggasak, mementungi kepala2 mahasiswa yang menyerah pasrah , kepala
bocor, darah menetes di mana2...
tindakan ini - sekali lagi - menyuguhkan kepada masyarakat
satu2nya 'prestasi' polri untuk menghadapi aksi demonstrasi,
khususnya kepada mahasiswa : kekerasan !!
ada apa dengan polri?
hari berikutnya, seolah termakan dendam..mahasiswa melakukan balasan,
dengan menutup jalan, membakar ban, melakukan penyisiran..mata nanar,
berharap menemukan sosok untuk lampiaskan amarah, spanduk terbentang
panjang..DARAH dibalas DARAH, what a scary news??
tindakan balasan mahasiswa yg disuguhkan ini - berikut proses
bargaining yang menegasikan intelektualitas - bagaimanapun nggak bisa
dibenarkan, mahasiswa yg selama ini dipandang sebagai sosok 'ing
ngarso sung tulodho' atas proses pembelajaran kehidupan
berdemokratisasi, bisa jadi dipandang oleh masyarakat kita sebagai
pembenaran atas tindak anarkhisme dalam penyampaian pendapat, what a
scary view? preseden buruk sekaligus memalukan !!
btw, turut prihatin atas tragedi berdarah yang menimpa mahasiswa UMI
Makassar dan sebagian mahasiswa Unhas, ke depan..moga menjadi
pelajaran berharga,
<< Home