Umi Hanik, Tak Membatasi Ruang Gerak
Oleh Indah Wulandari
Umi mempunyai tekad kuat untuk terus menempa diri dan menimba ilmu.
Sebuah perbaikan tak terwujud hanya dengan melontarkan kata-kata. Inilah yang mendorong Umi Hanik memutuskan untuk masuk ke dalam sistem. Satu angan yang ada di dalam dirinya, membawa perubahan ke arah lebih baik. Dan jalan yang ditempuh lajang dari kawasan dingin, Batu, Malang, Jawa Timur, itu cukup strategis.
Ia dikenal aktif di balik penyusunan perencanaan proyek pembangunan. Ia pun kini spesialis Monitoring dan Evaluasi Program Pendidikan Biaya Operasional Sekolah- Knowledge Improvement for Transparency and Accountability (BOS KITA) Bank Dunia di Jakarta. Selain soal perubahan, ia pun punya alasan lainnya.
"Menjadi Muslimah sebaiknya tak membatasi ruang gerak. Maka, saya tak ragu menerima tawaran Bank Dunia yang memberi akses luas bagi Muslimah," papar Umi saat ditemui beberapa waktu lalu. Mantan aktivis kampus ini tak merasakan keraguan di hatinya saat mulai bekerja di Bank Dunia kantor Jakarta.
Menurut dia, banyak tersedia fasilitas bagi Muslim untuk beribadah secara layak. Lebih dari itu, keyakinan lulusan S1 Fakultas Ekonomi Universitas Jember ini pun kian bertambah karena merasa mempunyai kemampuan dalam bidangnya. Dan keahlian itu tak banyak dimiliki oleh laki-laki.
Sebelum menapak karier di Bank Dunia, Umi merupakan Assistant Specialist untuk Studi Ekonomi Makro di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pertengahan Maret 2002 hingga 2005. Kariernya masih terfokus di bidang monitoring dan evaluasi hingga 2007. Ia sempat bekerja sebagai staf ahli fraksi di DPR RI hingga 2009.
Di sela rangkaian pekerjaan yang ditekuni sebelumnya, ia mulai menemukan bidang yang diminatinya, yaitu monitoring dan evaluasi pembangunan. Untuk menopang minatnya itu, ia melanjutkan studi dan akhirnya meraih gelar master manajemen ekonomi publik dari Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Soal bidang yang ditekuninya, Umi mengatakan, perempuan punya kelebihan dalam bekerja sebagai pembuat kebijakan. Ia beralasan, dalam diri perempuan melekat ketelitian dan menguasai hal yang perinci. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan yang disusun lebih baik dan perinci.
Dari berbagai pengalaman yang direngkuhnya, sebut Umi, ia membuktikan Muslimah bisa masuk ke dalam sistem kebijakan pemerintahan dan harus mengubah ke arah kebaikan. Umi pun makin melebarkan sayapnya di bidang itu. Bersama rekan-rekannya dari AusAID, UNDP, USAID, lembaga donor lainnya, dari universitas, pemerintahan maupun nonpemerintah, ia membentuk sebuah wadah profesi.
Wadah yang dinamakan Indonesian Development Evaluation Community (InDEC) itu lahir pada pertengahan Juni 2009. Umi ditunjuk sebagai administrator sekaligus co-founder. Komunitas ini dibentuk untuk menambah pengetahuan dan berbagi pengalaman bagi profesional di bidang monitoring dan evaluasi. Anggotanya berjuluk "Monever".
Optimisme pada perkembangan komunitas ini makin menjulang. Apalagi, komunikasi yang tumbuh dari jejaring milis dunia maya yang mereka lakukan dirasakan sangat membantu. Sehingga Umi berharap, ilmu tentang monitoring dan evaluasi yang peminatnya sangat terbatas bisa dikenal luas lewat milis tadi.
Dari beragam diskusi di antara puluhan anggotanya, Umi berharap bisa memberikan kontribusi penting bagi pembangunan Indonesia. "Kami ingin menciptakan pembangunan yang efisien dan cepat, tentunya dengan perbaikan yang dimulai dari bidang pekerjaan yang kami geluti," urainya.
Dia dan teman-temanya juga mengadakan kelas-kelas edukasi. Pelatihan ini diperuntukkan bagi pendatang baru maupun lama yang ingin menambah kapasitas ilmunya. Dengan langkah ini, Umi berharap InDec mampu berkembang menjadi organisasi profesional.
Sehingga, kata Umi, rencana pembangunan tercapai, kapasitas evaluator terpenuhi, pembangunan bisa cepat, dan memenuhi target. Di tengah kesibukan itu, Umi pun masih sempat membimbing pelatihan-pelatihan teknis untuk perencanaan pengembangan lembaga formal, seperti Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. ed: ferry kisihandi
Memperluas Jejaring
Oleh Indah Wulandari
Aktivitas lain ditempuh Umi Hanik. Ia terus membangun dan memperluas jejaringnya. Ia terus memelihara jalinan komunikasi dengan teman-teman almamaternya serta orang-orang terdekatnya. Pada 2004 hingga saat ini, ia memegang amanah sebagai Sekjen Keluarga Alumni Universitas Jember (Kauje).
Lembaga alumni yang berbasis di Jakarta ini berguna menyambung silaturahim sekaligus memperluas jejaring alumni. Tak tanggung-tanggung, dengan bantuan sebagian besar alumni universitas yang berdomisili di Jakarta, Umi merintis Koperasi Kauje Mandiri Nusantara (KKMN).
Koperasi ini, terang Umi, sebagai corong alumni di beberapa wilayah Indonesia sekaligus kontribusi dan pemberdayaan kegiatan perekonomian alumni. Jejaring sosialnya pun diberdayakan untuk membantu lembaga pendidikan milik keluarganya yang berbentuk yayasan, Pondok Pesantren Al-Hidayah di Batu.
"Pendidikan di tempat kami seluruhnya gratis karena ada donatur dari jejaring sosial kami," ungkap Umi yang juga sebagai bendahara yayasan ini. Selain memiliki asrama yang menampung sekitar 100 santri, yayasan yang berdiri sejak 1977 ini memiliki madrasah ibtidaiyah dan madrasah tsanawiyah sendiri.
Kegiatan pembelajaran santri pun dilakukan langsung oleh pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Batu, yaitu KH Muhammad Marta'in Karim. Menurut dia, pendidikan penting sebagai pintu keluar dari kemiskinan. Maka, ia bertekad membantu pendirian madrasah aliyah dan perguruan tinggi di kompleks yayasan itu.
Umi menyadari saat ini kesibukannya kian bertambah dan menyita waktu pribadinya. Setiap hari, ia menuntaskan pekerjaan sekitar pukul 21.00 WIB. Bahkan, setibanya di rumah, ia masih melanjutkan beberapa urusan. "Namun, saya menikmatinya." Meski ada kegiatan pribadi yang dikorbankan, ia tak keberatan karena untuk kepentingan bersama.
Tidak itu saja, ketekunannya di bidang pekerjaan pun bakal diseriusi lagi untuk mendapatkan gelar S-3. Hal ini ia lakukan untuk meningkatkan profesionalitasnya. "Saya ingin ngangsu kaweruh (mencari pengetahuan) karena fondasi diri yang kuat mesti ditopang dengan pendidikan," cetusnya. ed: ferry kisihandi
Biodata
Nama : Umi Hanik, SE, ME
Lahir : Batu, 26 Juni 1978
Pendidikan : Sarjana, Ekonomi Manajemen, FE Universitas Jember
Master, Kebijakan Publik, FE Universitas Indonesia
Ayah : Muhammad Marta'in Karim
Ibu : Muslihah Syahrie
<< Home