Merekaulang Kegagalan; Merencanakan Kembali Pencapaian
Jellyjuice Column
"A slice of thought with Indonesia topping and jellyjuice sauce, spicy yet releasing!"
Umihanik a.k.a Jellyjuice
Chat Corner
Paper Collections
Also available at : Virtual Mate
Previous Post Credit
My Engine : Blogger
|
Saturday, January 07, 2012Merekaulang Kegagalan; Merencanakan Kembali Pencapaian
Tahun 2012. Pergantian tahun ini terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bukan berarti tahun ini suku Maya meramalkan sebagai tahun berakhirnya dunia alias kiamat; bukan pula karena 2012 adalah tahun dimana siklus banjir besar lima tahunan akan melanda Jakarta. Saya tidak peduli dengan keduanya, bukan berarti saya takabbur. Yang punya dunia dan alam hanya Allah, saya sebagai makhluk cukup ikhtiar yang terbaik, sisanya pasrahkan.
Saya juga tidak kawatir dengan krisis Timur Tengah yang makin memanas, meski suka gemes dengan gerakan Barat memprovokasi, menggelitik, dan memancing kemarahan Iran. Bukan juga karena krisis zona Eropa yang kian memburuk, juga ekonomi Amerika yang tak kunjung membaik, meski kadang suka mbatin “mungkin ini balasan the invisible hand”. Bukan pula karena elite yang mengendalikan Republik ini tak bervisi atau dagelan politik domestik yang sumpah nggak lucu dan bikin mual. Tapi bukan ini yang mau saya tulis. Kali ini saya ingin menceritakan kegagalan saya pribadi, tepatnya mereka ulang kegagalan. Untuk apa? Bagi saya mungkin akan jadi memoar untuk bangkit dan berencana kembali, juga pengingat bahwa gagal itu bikin nggak enak makan juga nggak nyenyak tidur.
Serasa limbung mengawali hari-hari di 2012. Tidak tau mau ngapain. Rencana yang ada sudah tidak relevan karena tidak siap menerima kegagalan yang saya alami di penghujung 2011. Kenapa? Yaa karena seharusnya saya tidak boleh gagal, tidak ada kata gagal dalam perencanaan yang saya “pikir” sudah cukup matang dan “sempurna”. Ironisnya saya biasa menyarankan dalam tiap-tiap perencanaan program idealnya menyelipkan asumsi dan resiko.
Ya, jujur saya terpukul. Pada saat menerima kekalahan itu saya tersenyum simpul dan sempat terpikir jika “dunia” tengah menguji dan mengejek saya. Ya, saya marah. Juga pada saat memulai menulis ini, kepala saya mungkin berasap jika bisa dianimasikan. Tapi inilah hikmahnya menulis. Menulis membuat saya kembali berpikir "jernih". Lalu sayapun tersentak, karena tak jauh-jauh, sumber kegagalan itu ada disini *menunjuk hidung sendiri*.
Alhamdulillah, lagi-lagi Allah "menjewer" telinga saya. Maafkan hambaMu yang takabbur dan lupa syukur ini Allah, hamba yang kufur nikmat. Dekat denganMu hanya pada saat-saat butuh, dan lalu semakin menjauh. Merasa tanpa siapapun dunia dengan mudahnya bisa masuk dalam kepalan tangan kecil saya. Di titik itu saya tidak takut dengan siapapun. Kadang-bahkan seringkali-saya takut dengan diri saya sendiri. Ya saya pongah. Dan itu bukan diri saya, saya tidak mau pongah. Pongah itu capek dan melelahkan.
Yang bisa saya lakukan saat ini mensyukuri semua yang saya punya di titik ini. Allah maha baik dan tidak seharusnya saya menjauhiNya hanya karena satu keberhasilan yang tertunda. Selamat tinggal 2011, sungguh tahun yang emosional dan melelahkan. Belum terlalu terlambat untuk memulai 2012 dengan antusiasme layaknya mengawali tahun-tahun sebelumnya…Bismillaahirrohmaanirrohiiim…dengan nama Allah yang maha pengasih dan penyayang...Semangaaat!!
|
<< Home